Senin, 04 Maret 2013

Kapan Jakartaku tidak banjir dan macet??

Postingan yang terlambat, tetapi rasanya doa dan harapan semua penghuni Jakarta yang tertulis di post ini tidak akan terlambat diungkapkan...setujuhh..

Membayangkannya saja aku sudah mulas bukan kepalang. membayangkan terjebak berjam-jam di dalam kendaraan umum saat banjir melanda awal tahun lalu. Saat itu aku berniat pergi ke daerah Matraman sekitar jam 8 pagi. Sayangnya aku tidak sempat update berita hari itu. Aku tahu memang hujan turun tadi malam di Jakarta, tapi siapa sangka ternyata di Bogor..hujan jauhhh lebih lebat dan lamaaa. Aku menduga ada yang tidak beres ketika mikrolet yang kutumpangi mulai tersendat di terowongan UKI. Kupikir macet biasa, bukan Jakarta kali kalau tidak macet, hiburku. Mikroletku masih aman melintas Cawang Kapling, tetapi begitu melintas daerah Otista, ternyata banjir di sisi kiri terlihat hampir menyentuh jalan utama. Arah jalan menuju UKI tersendat, mikroletku pun merayap. Aku mulai cemas....

Pagi itu aku terjebak dalam mikrolet menuju kampung Melayu, ditambah kabar bahwa Bis TransJakarta Anc0l-Kampung Melayu tidak beroperasi. What a day...

Untung saja aku tidak harus ngantor hari itu, tapi terbayang perjuangan teman-teman laiin berusaha menuju kantornya masing-masing. Jalan Otista (RS Hermina Jatinegara) putus total karena banjir. Akhirnya rencana ku ke daerah Matraman, kuubah sedikit. Aku turun di Pasar Jatinegara saja, belanja asesoris untuk bisnis yang sedang kurintis. Tidak seperti biasanya, pasar bagian basement terlihat sepi, masih banyak toko yang tutup. Hasil investigasi, ternyata semalam ada kabar bahwa banjir bisa masuk ke basement, sehingga sebagian pedagang dan anak buahnya kerja bakti membereskan dagangan. Oww....terbayang kerepotan memindahkan barang dagangan yang begitu banyak. Ada pegawai yang tidak sempat tidur segala hingga siang harinya. Fiuhhhh..

Dann...setelah berbelanja, aku kembali ke rencana semula. Jalanan sudah mulai lengang karena sudah sekitar pukul 11. Selesai urusan, aku langsung pulang...takuuttt booo nanti keburu macet lagi dan benar sajaa...di kampung melayu kendaraan sudah tidak bergerak. Speechless...naik apa dong. Hiks...
Terpaksa naik 18 lagi dengan ke 9 penumpang lain. Stuck alias merayap kayak siput omponggg....ditambah gerah, benar-benar dehidrasi. Seorang nenek sibuk memangku cucunya yang kepanasan. Sepertinya rumah ortu si bocah kebanjiran di daerah Kampung Melayu, dan si bocah diungsikan ke rumah nenek di daerah Pondok Gede. Sedihh...sodara-sodara. Dan perjalanan Kampung Melayu-Gudang seng yang biasa ditempuh dalam 15 menit menjadi 1,5 jammmmm.......


Jakarta oh Jakarta...rasanya gak mungkin hanya berharap pada Jokowi dan Ahok saja. Ayo dong lakukan yang kita bisa, tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi pemakaian kendaraan pribadi (aku ajah gak pake  kok...hahaha  *dilarang protes)


Aku pun rela jika dimutasi keluar dari kota ini. Pleasa...boleh kok dimutasi ke Yogya atau Cirebon...wkwkw...supaya Jakarta tidak terlalu padat seperti ini.

Kasihannn Jakartaaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar